bacaprasd.rar bacaprasd.zip
QuizPKnSMP.rar QuizPKnSMP.zip
MatSd1v1.rar MatSd1v1.zip
media informasi dan komunikasi masyarakat pembelajar
Sekolah kami berada di Bontang Kalimantan Timur, di daerah khatulistiwa. Sekolah yang berdiri sejak 1983 ini menampung anak-anak karyawan PT Pupuk Kaltim dan masyarakat kota Bontang. Sekolah dengan mengedepankan kualitas dan prestasi pun telah banyak diraih demi menggapai masa depan baik oleh siswa maupun guru.
Siswa RSBI SMP YPK yang pertama tahun 2009/2010. Dengan harapan meraih sekolah bertaraf internasional, SMP YPK memulai menjalani status barunya sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional..
Kami keluarga YPK satu dalam makna. Meskipun tanpa kata ceria kejar cita. Dari segala penjuru kami tuntut ilmu. Tingkatkan martabat bangsa mandiri tegar perkasa.
Kami bangga di YPK rintangan tak kugentarkan. Belajar mengajar penuh semangat terbentang masa depan. Kami keluarga YPK satu dalam jiwa. Penuh yakin dengan takwa Yayasan Pupuk Kaltim Jaya.
Belajar mengajar penuh semangat terbentang masa depan. Harapan semua pihak menjadikan siswa dan guru pembelajar.
Belajar demi mencapai cita-cita, demi agama, demi bangsa dan negara, demi meraih kehidupan yang lebih baik masa depan Indonesia Jaya. Bangkitlah siswaku, bangkitlah negeriku, bangkitlah Indonesiaku!.
Kami bangga di YPK rintangan tak kugentarkan. Belajar mengajar penuh semangat terbentang masa depan. Kami keluarga YPK satu dalam jiwa. Penuh yakin dengan takwa Yayasan Pupuk Kaltim Jaya.
B. Kendala yang mungkin dihadapi
1. Fasilitas
Barangkali dengan dukungan komite sekolah apalagi pemerintah, kalau untuk menyediakan seperangkat alat di atas nampaknya memungkinkan. Hanya saja pemanfaatannya tidak mungkin optimal karena tidak akan mampu melayani semua guru dan kelas. Bagi sekolah yang memiliki dukungan dana yang cukup bisa saja dipikirkan untuk lebih meningkatkan pemanfaatkan multimedia secara lebih meluas.
Selain itu, sekolah yang sudah memiliki lab. komputer dengan sistem jaringannya sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai ruang belajar dengan dukungan IT dan bisa lebih membuka cakrawala siswa melalui pemanfaatan internet.
Ruangan multimedia kalau adanya keterbatasan tempat dan perangkat multimedia cukup satu ruangan atau kalau memungkinkan lebih misalnya dengan membagi ruang multimedia untuk kelompok IPA-matematika, kelopok IPS, dan kelopok bahasa.
Bila sekolah juga membuat sendiri software media pembelajaran, bisa ditambahkan satu ruangan kecil (studio mini media). Bisa saja memanfaatkan ruangan multimedia yang ada atau lab. komputer. Di sini dilengkapi dengan fasilitas pembuat multimedia seperti : seperangkat komputer (ada CDRW), sound system, photo digital, handycam, scanner serta perangkap pendukung lainnya.
Untuk mengurangi keterbatasan ruang multimedia, bisa saja ditambahkan paling tidak satu set Laptop + LCD yang bisa dipindah dari satu kelas ke kelas lain, digunakan secara bergiliran oleh guru atau berdasarkan kebutuhan. Atau tiga set Laptop + LCD berdasarkan kelompok IPA-Matematika, kelompok IPS, dan kelompok Bahasa masing-masing satu set). Dan sudah barang tentu akan lebih ideal lagi bila di masing-masing kelas telah tersedia perangkat multimedia secara permanen. Jika ini terjadi, ruangan khusus multimedia sudah tidak dibutuhkan lagi. Hal ini semua tergantung dari dukungan dana dan partisipasi semua pihak (sekolah, Komite Sekolah dan pemerintah).
2. Kemampuan guru
Pemanfaatan multimedia memerlukan dukungan guru. Tidak hanya itu, guru juga harus memiliki kemampuan (kualifikasi). Kualifikasi yang perlu dimiliki oleh guru, antara lain :
- memahami fungsi, kegunaan dan hubungan antar perangkat (komputer, VCD/DVD player, LCD, dan sound system)
- mampu mengoperasikan perangkat multimedia tersebut
- mampu membuat media pembelajaran melalui software program misalnya dengan power point, macromedia flash, atau software lainnya. Selain itu, untuk menyiapkan materi/bahan, guru dituntut mampu mengoperasikan photo digital, scanner, handycam. Bila media yang dibuat berupa VCD, guru juga harus mampu menguasai software program pembuat video seperti adobe premiere dan mengemasnya hingga enjadi kaset VCD pembelajaran.
- mampu mengoperasikan media pembelajaran baik software program interaktif / presentasi komputer maupun kaset VCD dengan menggunakan perangkat multimedia dalam proses pembelajaran
Keempat kualifikasi di atas adalah suatu yang ideal. Kalau memang bisa seperti itu sungguh luar biasa. Tapi bukan tidak bisa tapi nampaknya sulit untuk direalisasikan. Bisa-bisa guru nantinya bukan lagi bertugas mengajar tapi menjadi pembuat media pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penulis, tuntutan agar guru menggunakan media pembelajaran (multimedia) dengan membuat sendiri media pembelajarannya sudah sulit untuk dilaksanakan padahal hanya menggunakan program power point. Membuat media pembelajaran selain perlu keahlian, juga cukup menyita waktu padahal guru sudah cukup sibuk dengan tugas-tugas pokoknya. Selain itu ada faktor lainnya yaitu motivasi, minat dan kreativitas.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, menurut penulis usulan yang mungkin lebih realistis agar pemanfaatan multimedia bisa dilaksanakan guru, antara lain:
bagi guru yang tertarik dengan membuat sendiri media pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia perlu diberikan kesempatan, bahkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas (sekolah) kalau pimpinan sekolah atau yayasan peduli dan akomodatif.
guru-guru tidak perlu dipaksakan untuk membuat sendiri media pembelajaran, cukup memanfaatkan software pembelajaran yang ada di pasaran, sehingga tugas guru yang pokok tidak terbengkalai. Kalau pun sekolah berniat membuat sendiri, akan lebih efektif memanfaatkan guru yang sudah memiliki keahlian untuk itu. Pembuatan dilakukan oleh tim melibatkan guru tersebut berkaitan dengan materinya. Atau kalau mungkin lebih baik merekrut tenaga ahli yang trampil di bidangnya.
Dari kedua point di atas, pihak pimpinan sekolah atau yayasan perlu memberikan layanan untuk mendukung tugas guru berupa: penyediaan dan pengelolaan software media pembelajaran melalui pembelian dan pembuatan sendiri baik berupa sofware program pembelajaran interaktif komputer maupun berupa kaset VCD.
Dengan demikian tugas guru lebih diringankan. Guru hanya perlu keahlian untuk mengoperasikan software pembelajaran yang sudah siap pakai. Dengan cara ini, penulis yakin pemanfaatan multimedia di sekolah akan lebih memungkinkan untuk dilaksanakan.